GfG9TpY5BSMpGSA7GUY0BSMoBY==

Slider

Karena Kesalahan Sejarah, Kami Malah Berlaga Jadi Atlet Nasional

 


Pornas Korpri 2025

Ada momen-momen kecil dalam hidup yang terasa sepele saat diucapkan, tapi kelak mengubah arah cerita.

Untuk saya, momen itu datang dalam bentuk kalimat ringan yang saya ucapkan di sela obrolan kantor: "Saya bisa main badminton, Pak." 

Siapa sangka, kalimat itu membuka pintu menuju lapangan nasional di Palembang.

5 sampai 11 Oktober 2025, Palembang menjadi tuan rumah Pornas Korpri XVII. Sebuah ajang olahraga nasional yang mengumpulkan lebih dari 11 ribu atlet, official, dan pelatih dari seluruh Indonesia.

Total ada 102 kontingen, berasal dari provinsi serta kementerian dan lembaga. 

Cabang olahraga yang dipertandingkan pun banyak.

Mulai dari balap sepeda, basket, voli, bulutangkis, catur, futsal, gateball, lari 5K, pencak silat, renang, senam Korpri, tenis, sampai tenis meja.

Kemeriahan pembukaan Pornas Korpri 2025 di Palembang,
Gambar: https://www.ayopalembang.com

Di tengah gegap gempita itu, tiba-tiba nama saya muncul sebagai salah satu atlet badminton.

Sebenarnya bukan karena saya hebat. Bahkan untuk pukulan smash saja, shuttlecock-nya suka nyangkut di net. Semua ini berawal dari satu hal yang saya sebut kesalahan sejarah.


Begini ceritanya

Biasanya, kontingen Korpri sebuah kementerian akan mengirim atlet-atlet terbaik dari kantor pusat atau daerah-daerah tempat atletnya berada.

Ada yang mantan pelatda PON, bahkan beberapa pernah jadi bagian pelatnas. Serius, ini bukan level turnamen antar-RT.

Sebelum pembukaan Pornas Korpri di Stadion Jakabaring Palembang

Namun tahun ini, kantor pusat kami menghadapi efisiensi anggaran. Implikasinya besar.

Teman-teman kami yang benar-benar jago, sebagian besar di Jakarta dan beberapa di provinsi lain, tidak bisa diberangkatkan. Kalau diibaratkan, power utama sedang tidak dibawa ke arena.

Akhirnya, pimpinan memutuskan sesuatu yang mengubah takdir sejarah itu. “Kita kirim saja ASN yang ada di Palembang dan sekitarnya.”

Karena saya bertugas di Palembang, otomatis saya masuk daftar. Tidak berhenti di situ. Saya malah mendapat tugas tambahan sebagai ketua kontingen.

Pekerjaan pertama saya adalah menghubungi siapa pun ASN sekitar sini yang bisa pegang raket badminton, memukul bola tenis, atau setidaknya tahu bentuk bet tenis meja.

Setelah wara-wiri kontak sana-sini, ternyata kami hanya mampu mengikuti tiga cabang olahraga. Tenis lapangan, badminton, dan tenis meja.

Tim yang terbentuk bukan atlet profesional. Kami ini lebih tepat disebut tim juara 17-an kampung.

Waktu memulai latihan bersama, kami semua sadar bahwa ini bukan level yang biasa kami hadapi. 

Lawan-lawan kami mengenakan jersey klub. Pemanasan saja sudah seperti video highlight. Smash mereka terdengar “plek” seperti roket kecil.

Kami yang masih adaptasi malah nafas baru 10 menit sudah ngos-ngosan. Bertanding belum, tapi harga diri sudah turun lima poin lebih dulu.

Ada yang bilang, “Tenang, tujuan kita bukan menang.”

Saya jawab, “Ya, tujuan saya simpel. Jangan cedera dan dapat poin.”

Karena percayalah, di ajang ini lawanmu bukan sekadar ASN biasa.

Mereka ada yang pernah berlaga di PON, SEA Games, bahkan Olimpiade. Kami berhadapan dengan mereka sambil berharap lutut tidak mendadak mengkhianati.


Hari pertandingan pun tiba

Saya turun di dua nomor. Ganda putra beregu dan ganda putra perorangan.

Tegang? Banget. Raket terasa lebih berat dari biasanya. Shuttlecock seperti sengaja menjauhi arah yang saya mau. Tapi saya tetap berusaha menikmati momen.

Pertandingan kedua kami, melawan tim dari Kalteng

Target pribadi saya sederhana. Dapat lima poin saja sudah cukup untuk pulang dengan kepala tegak.

Namun ternyata, keajaiban kecil muncul. Pukulan saya ada yang masuk. Netting saya ada yang licin. Lawan pun ada juga yang salah. Total saya mencetak lebih dari sepuluh poin.

Bagi orang lain mungkin sepele. Tapi buat saya, itu kemenangan yang layak dirayakan.


Penutup

Saya tahu, sejarah kadang bercanda. Yang jago malah menonton dari layar kaca. Yang hanya punya pengalaman antar kampung malah unjuk gigi di panggung nasional.

Namun dari pengalaman ini, saya belajar satu hal yang penting. Kesempatan tidak selalu datang pada yang paling siap.

Kadang ia datang pada yang cukup berani untuk menerima. Meski dalam hati berharap dengkul tidak bermasalah di tengah laga.

Buat saya dan teman-teman Palembang, momen ini akan selalu jadi satu cerita heroik. Kami pernah menjadi atlet nasional. Walaupun itu semua karena kesalahan sejarah.

Kami tidak pulang dengan medali, dan itu bukan akhir dunia

Catatan yang tertancap pada lembar administrasi menyebutkan nama saya sebagai bagian dari daftar atlet nasional di Pornas Korpri, dan itu saja sudah terasa seperti anugerah kecil yang lucu.

Bukti sejarah ... yang salah
Saya pulang membawa cerita yang bisa diceritakan berulang-ulang.

Tentang bagaimana sebuah ucapan ringkas bisa menempatkan seseorang pada panggung yang lebih besar.

Tentang bagaimana instansi, meski dibatasi anggaran, tetap menemukan wajah-wajahnya di gelanggang; dan tentang bagaimana kebanggaan, meski sederhana, bisa mewarnai hari-hari biasa menjadi momen yang bisa dikenang.

Pada akhirnya saya belajar bahwa prestasi tidak selalu diukur oleh logam yang tergantung di leher; seringkali ia diukur dari keberanian untuk maju, walau sadar diri belum sempurna.

Saya belajar juga bahwa sejarah, meski kadang keliru memilih, memberi ruang untuk tawa dan kebanggaan yang tak ternilai.

Jika ada generasi mendatang yang bertanya, "Kakek dulu atlet nasional ya?", saya akan mengangguk, menaruh tangan di dada, lalu menjawab dengan senyum: 

"Iya, karena sejarah pernah salah memilih saya." Dan saya akan menambahkan, pelan: "Tapi itu adalah salah yang indah."

0Komentar

Ingin tahu informasi cuaca dan iklim yang menarik, berbasis data, dan mudah dipahami? Kunjungi climate4life dan temukan wawasan baru setiap minggunya!
Perubahan iklim makin nyata, tapi apakah kamu benar-benar memahaminya? Yuk, pelajari dampak dan faktanya secara mendalam di climate4life.
Cari ulasan ilmiah seputar atmosfer yang berdasarkan penelitian terbaru dan terpercaya? Temukan penjelasan sains iklim yang up to date di climate4life!
Artikel Meta Info

Sedang memuat...

Sedang memuat...

© Copyright - Jejak Hitam Putih
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.